[Monday, May 30, 2005]
CANTIK

Kontes ratu ratuan sebenarnya tidak hanya menimbulkan pro dan kontra di Indonesia, tapi juga dinegara barat. Kalau di negeri ini tema sentral dari persilangan pendapat lebih karena masalah moral agama dan adat ketimuran, tapi di amerika serikat pada akhir dekade enampuluahan kontes ratu ratuan sejagat ini sempat menuai demonstrasi besar besaran yang melahirkan gerakan feminisme mengusung tema eskploitasi perempuan oleh pria, karena perempuan dinilai dari berapa tinggi, lingkar dada, dan pinggang. Walau dibantah panitia dan orang orang yang pro tapi unsur tetap alasan utama karena samapai sekarang tidak ada perempuan gemuk yang masuk kontes.
Badan tinggi semampai dengan dada yang membusung dan pinggang lansing, kulit putih merupakan unsur pokok dalam kriteria cantik zaman sekarang sehingga kaum
Perempuan begitu mati matian mengusahakanya, sehingga produk pemutih kulit mualai dari sabun , lotion samapai suplement yang katanya memperindah kulit menjadi laris manis. Kadang pemakaian sangat membabi buta alih alih dapat manfaat malah kulit jadi rusak.
Image cantik dengan kriteria yang ada sekarang lebih berkiblat pada kriteria industri dengan tujuan meningkatkan pemasaran produknya, sehingga di pasaran begitu banyak produk perawatan kecantikan yang digunakan dari ujung kaki sampai ke ujung kuku, dengan harga tak dapat di bilang murah tapi konsumen tetap akan membeli walau efeknya sama sekali tidak ada.
K

Cantik tak mesti putih , tinggi lansing, kalau hanya dengan kriteria yang berlaku maka kasihan orang orang yang pendek hitam, namun apalah artinya cantik tapi otak jongkok yang pantas di jadikan pajangan semata. Cantik sejatinya adalah pancaran dari dalam diri yang lebih dilihat oleh mata hati bukan mata kepala saja untuk dapat melihat ini diperlukan waktu yang panjang bahkan seumur hidup sampai kulit keriput. Sehingga tak perlu ada penjurian dan Atika Sari Devi tak perlu melenggang dengan bikini di Thailand.