[Monday, March 28, 2005]
Steven Jonhson Syndrome (SJS)
Pemberitaan media massa kita kadang sangat tendensius dan terlalu tergesa gesa memaksakan opini, kadang tanpa konfirmasi paling tidak adalah mencari tahu tentang satu kasus ke orang yang paham terhadap maslah itu, sehingga fakta yang ditampilkan lebih objektif.
Sedikit tentang SJS
SJS merupakan kumpulan gejala (sindrom) berupa kelainan dengan ciri eritema, vesikel , bula, purpura pada kulit pada muara rongga tubuh yang mempunyai selaput lendir serta mukosa kelopak mata.
Penyebab pasti dari SJS saat ini belum diketahui namun ditemukan beberapa hal yang memicu timbulnya SJS seperti obat obatan atau infeksi virus. mekanisme terjadinya sindroma pada SJS alah reaksi hipersensitif terhadap zat yang memicunya.
Seperti pada kasus kematian pasien di RS St Carolus dan terakhir yang di laporkan dari jawa timur , secara sepintas tampak sebagai SJS.
SJS muncul biasanya tidak lama setelah obat di suntik aatau diminum, dan besarnya kerusakan yang timbulkan kadang tak berhubungan lansung dengan dosis, namun sangaatr ditentukan reaksi tubuh pasien.
Reaksi hipersensitif sangat sukar diramal, paling diketahui jika ada riwayat penyakit sebelumnya dan itu dadang tak di sadari pasien, jika tipe alergi tipe cepat yang seperti syok anafilaktik jika cepat ditangani pasien akan selamat dan tak bergejala sisa, namun jika SJS ini kan membutuhkan waktu pemulihan yang lama dan tidak segera menyebabkan kematian seperti syok anafilaktik.
Dengan hal hal yang tidak dapat diramalkan sebelumnya dan kejadianya juga sangat langka apakah adil jika pasien yang dikenai SJS lalu dokter yang merawat nya maal praktik? Tapi yang pasti sang dokter lagi sial mendapat kasus langka.