Super Toy yang bikin leToy
Setelah Blue Energy bikin geger , negeri ini di hebohkan oleh Super Toy. Super Toy katanya merupakan bibit unggul padi yang bisa dipanen 3 kali ( beritanya apakah 3 kali setahun atau dipanen tiga kali tanpa penaman ulang) dan bisa menghasilkan 15 ton padi perhektar suatu temuan yang menakjubkan.
Namun belakangan ternyata tak sehebat yang dii gembar gembornya, petani yang menanam nya marah karena padi yang ditanam malah puso. Sehingga ber demo menuntut pihak yang menyebarkan bibit ini untuk bertanggungjawab.
Sebuah kegagalan panen adalah masalah yang lazim terjadi, tapi akan jadi penuh muatan politis kalau lumpur sawah ini samapai ke beranda istana. Pasalnya Presiden SBY pernah melakukan panen perdana padi ini.
Keterlibatan pejabat negara dalam suatu kegiatan bisa menjadi legitimasi legal atau tidak kegiatan itu paling tidak adalah promosi yang bagus. Jika selanjut nya gagal disinilah masalah yang akan timbul. Panen padi gagal, petani marah mau tak mau lumpur sawah samapi ke pintu istana, sekaran siapa yang salah? Pemerintah melalui jurubicara membantah bahwa supertoy ini bukan program pemerintah, SBY hadir karena di undang pihak daerah. Namun melepaskan diri dari keterkaitan dalam kasus supertoy tak semudah cuci kaki saat pulang dari sawah, apa lagi sekarang masa hangat menjelang pemilu 2009 tentu banayak lawan yang berteput tangan.
Sangat disayangkan adalah kenapa SBY kok bisa dua kali dikadali , pertama masalah blue energi yang jelas anak SMU aja kalau belajar kimia dan fisika saja dapat membantahnya, sekarang muncul lagi si super Toy yang bikin letoy.
Sekarang apa saja sih kerja orang di sekitar SBY, dalam menerima informasi, apakah tidak dianalisa dulu dengan baik sehingga yang terhormat Tuan Presiden tidak di permalukan dan jadi bahan olok olok? Kalau dulu kita begitu membenci sikap asal bapak senang (ABS) pejabat orde baru, tapi sekarang tak kalah hebatnya ABS. Mestinya bak pepatah lama keledai tak terjatuh dilobang yang sama.
Manusia Indonesia yang tidak banyak berubah
Manusia Indonesia merupakan pidato Mochtar Lubis di Taman Ismail Marzuki pada 6 April 1977 yang dibukukan.
Walau pidato itu disampaikan tiga dasawasa lalu, tampaknya masih merupakan wajah manusia indonesia saat ini.
Banyak tulisan yang membicarakan keburukan dari parapejabat di negeri ini akanmengutip apa yang disebut oleh Mochtar Lubis sebagai ciri manusia Indonesia .
Ada 6 ciri utama manusia Indonesia yang disebut dalam pidato ini yaitu;
1. Munafik (hipokrit)
2Tak mau bertanggungjawab
3.Berperilaku feodal
4.Percaya tahayul
5.Artistik
6.Lemah Karakternya
Selelain itu ada ciri lainya yaitu, suka iri, meletakan harga diri pada benda yang dimiliki, suka cari aman.
Kecuali artistik hampir seluruh ciri yang ditampilkan adalah yang negatif. Walau banyak yang menyanggah tapi fakta keseharian kita membuktikan bahwa karakter orang indonesia seperti itu.
Pidato ini disampaikan lebih 30 tahun yang lalu dan Mochtar Lubis pun telah lama meninggal dunia, namun orang indonesia tak banyak berubah malah belakangan makinmenjadi jadi. Sikap buruk ini di tampilkan oleh semua lapisan yang membuat bangsa ini makin tidak karuan.
Mochtar Lubis tidak hanya menceritakan buruknya perilaku orang Indonesia, ada beberapa hal yang positif dari bangsa ini diantaranya, pemaaf, kekeluargaan. Namun sayangnya sikap baik ini dimanfaatkan oleh orang yang culus buat memperdaya bangsanya sendiri.
Yang besar itu hanya nafsu
Menjelang berbuka biasanya mata lebih lapar di banding perut. Makanan apapun rasanya ingin di santap saat berbuka. Pada hari pertama puasa kemaren seperti puasa tahun tahun sebelumnya sudah disiapkan anaeka makanan dan minuman, dari cendol jus, aneka kue jajanan samapai lauk pauk.
Saat azan magrib yang dinanti datang, bergegaslah meneguk teh es manis dan mengudap sepotong gorengan. mungkin saking laparnya beberapa potong gorengan lansung amblas kedalam lambung yang sudah lebih dua belas jam kosong. Tapi paling 3 potong yang termakan, perut sepertinya sudah tak menginginkan dia isi lagi, badan jadi terasa letih melebihi siang yang panas saat masih berpuasa dan mata mulai mengantuk, dengan gontai shalat magrib dilaksanakan.
Selesai magrib yang tinggal letih dan ngantuk. Makanan tadi disiapakan begitu banyak tak lagi mengundang selera.
Habis isya tetap tak timbul keinginan makan, tapi karena sadar apa yang dimakan tadi tidak mencukupi kebutuhan gizi dipaksakan makan.
Menjelang tidur masih banyak makan yang tersedia yang tidak dicicipi, karena memang tak ada selera lagi dan emang perut tidak lagi mau menerima.
sungguh yang besar itu hanyalah nafsu, sementara tubuh tak butuh banyak.
Mestinya selain sebagai bulan ibadah Ramadhan identik dengan penghematan dan kesederhanaan. Bukan bulan melampiaskan nafsu makan saat berbuka. Kenaikan permintaan akan bahan pangan yang berakibat meroketnya harga tidak lah terjadi.